Tenaga Kesehatan Indonesia di Lingkup ASEAN

Memiliki jumlah penduduk yang tinggi menjadi salah satu keuntungan yang dimiliki setiap negara, pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi sumber tenaga kerja besar di dalam suatu negara. Pertumbuhan penduduk yang tinggi bisa menjadi sumber tenaga kerja yang besar dalam negara, namun jika tidak bisa dibarengi dengan penciptaan dari lapangan pekerjaan yang sudah memadai. Faktor tenaga kerja yang digunakan untuk menunjang pembangunan ekonomi dalam suatu negara yang menyebabkan negara ASEAN yang perlu untuk membenahi segala aspek ketenagakerjaan di negara mereka.

Indonesia sebagai salah satu anggota ASEAN yang berhubungan dengan permasalahan ketenagakerjaan, masalah tersebut merupakan lonjakan dari jumlah penduduk. Hal tersebut menjadi keuntungan untuk Indonesia di dalam peningkatan daya saing serta diimbangi dengan pemberian latihan, pendidikan, dan juga pada keterampilan yang memadai. Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia yang mempunyai karakteristik tersendiri dengan jumlah angkatan besar dan cenderung terus meningkat sesuai dengan komposisi penduduk.

Masyarakat Ekonomi Asean

Indonesia sudah berkomitmen untuk melakukan kerjasama dengan ASEAN termasuk dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pasar Indonesia sudah terbuka untuk pelaku usaha asing dimana hal ini diperjelas dari pidatonya Presiden RI yaitu Joko Widodo dalam pidatonya di KTT ke-25 ASEA, yang menyatakan bahwasannya prioritas teratas dari Indonesia merupakan peningkatan dari angka pertumbuhan ekonomi sebesar 7% dan juga sesuai dengan target ekonomi pemerintahan di Indonesia. Demi menuju capaian tersebut maka dengan menghadapi MEA Indonesia perlu untuk memperkuat infrastruktu dan juga membangun konektivitas maritim Indonesia.

Model Perdagangan Jasa Disektor Kesehatan pada Kawasan ASEAN

Perdagangan jasa kesehatan yang ada di ASEAN terdiri dari empat mode of supply yaitu terdiri dari cross-border supply, consumption abroad, commercial presence, dan juga dengan movement of natural persons. Berikut penjelasannya, yaitu :

1. Cross border supply

Cross-border supply adalah pasokan dari jasa lintas batas contohnya yaitu dari layanan telemendicine atau pengobatan yang dilakukan jarak jauh oleh dokter Singapura untuk pasien yang tinggal di Indonesia.

2. Consumption abroad

Konsumen domestik yang pergi ke luar negeri guna untuk membeli jasa kesehatan, contohnya pasien Indonesia yang pergi berobat ke RS Singapura.

3. Commercial Presence

Penyedia jasa kesehatan luar negeri yang memberikan jasa kesehatan untuk konsumen yang ada di dalam negeri, contohnya yaitu rumah sakit di Singapura yang memiliki cabang rumah sakit di Indonesia.

4. Movement of natural persons

Tenaga kerja asing yang menyediakan jasa keahlian tertentu datang ke negara konsumen, contohnya dokter spesialis Singapura yang berpraktik kedokteran di Indonesia.

Kualitas Kesehatan Indonesia Dibanding dengan Negara ASEAN Lainnya

Rata-rata dari indeks ketahanan kesehatan global merupakan rata-rata dari ketahanan kesehatan yang dimiliki disetiap negara, yang mana dengan adanya rata-rata indeks tersebut bisa digunakan untuk melihat sejauh mana kualitas kesehatan di negara tersebut, sama halnya dengan indonesia yang mana memiliki  40,2 point indeks dari ketahanan kesehatan global. Selain itu,  thailand menjadi juara di Asia Tenggara, negara Thailand menjadi negara yang mengumpulkan 73, 2 point dari skala 0 hingga 100 dalam kualitas kesehatan dan karena hal ini, Thailand menempati posisi keenam di dunia. Indonesia berada di posisi keempat Asia Tenggara atau berada pada peringkat 30 di dunia. Indeks ketahanan kesehatan global Indonesia didongkrak dari kategori deteksi dan juga pelaporan serta pemenuhan terhadap internasional. Berikut Indeks Ketahanan Kesehatan Global Asia Tenggara.

Nama Nilai/Poin

Thailand

73,2

Malaysia

62,2

Singapura

58,7

Indonesia

56,6

Vietnam

49,1

Filipina

47,6

Myanmar

43,4

Laos

43,1

Kamboja

39,2

Papua Nugini

27,8

Timor Leste

26

Tantangan dan Peluang Bagi Tenaga Kesehatan Indonesia di Lingkup ASEAN

Jumlah tenaga medis yang ada di Indonesia yang dinilai masih jauh dari ketentuan yang dimiliki, Indonesia sendiri masih kekurangan dokter umum sejak 2007 hingga  2010 sebanyak 26.000 lebih, dokter spesialis 8.000 lebih, dokter gigi 14.000 lebih, perawat 63.000 lebih, dan bidan 97.000 lebih. Karena itu, rasio dokter di Indonesia masih satu berbanding 5.000 penduduk. Jika dibandingkan dengan Malaysia, rasio dokter di Malaysia satu berbanding 700 jiwa. sehingga pasien-pasien disana bisa terlayani dengan baik. Kekurangan dokter dan kebutuhan dokter spesialis masih sulit terpenuhi karena baru sedikit perguruan tinggi kedokteran yang membuka program spesialis.

Adanya kesenjangan pelayanan kesehatan, persebaran dokter di Indonesia yang tidak merata, apalagi dokter spesialis, merupakan kendala yang sulit diatasi. Database Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),menunjukkan jumlah dokter spesialis anak di Jakarta pada tahun 2005 tercatat 443 (rasio 5,29 SpA per 100.000 penduduk), sedangkan di Papua hanya 7 (0,32 SpA per 100.000 penduduk). Ketiadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai dan sumberdaya kesehatan yang terbatas dan berkualitas rendah  menyebabkan dalam setahun hampir 1 juta orang Indonesia berobat ke luar negeri dengan uang yang dibelanjakan ke luar negeri untuk kepentingan berobat mencapai angka Rp 20 triliun.

Harapan yang dapat diraih Indonesia yaitu dengan masih memberikan peluang yang terbuka luas. Guna untuk meraihnya, Indonesia perlu meningkatkan standar kompetensi tenaga kerja dokter di Indonesia, sambil berupaya mengejar keseragaman kompetensi bersama di antara negara-negara ASEAN. Selain itu, perlunya melakukan evaluasi rutin standar kompetensi yang sudah dibuat untuk bisa mengikuti perkembangan standar kompetensi di negara lain.

Peningkatan jumlah dokter melalui penambahan institusi pendidikan kedokteran juga dibutuhkan. Begitu pula pemerataan distribusi dokter dan intitusi kedokteran yang selama ini bertumpuk di Pulau Jawa perlu di distrubusikan secara merata ke daerah. Selain itu, infrastruktur pendukung dalam hal ini teknologi kedokteran dan institusi pendidikan kedokteran yang memadai juga harus diperkuat. Lalu, terkait dengan praktik dokter asing pemerintah perlu memikirkan untuk menggunakan celah untuk memposisikan dokter Indonesia menjadi lebih kompetitif dibandingkan dokter negara ASEAN lainnya. Pemerintah daerah juga harus dapat berperan lebih aktif dalam mempersiapkan prasarana kesehatan dan sumber daya kesehatan di daerah baik dari sisi kuantitas maupun kualitas serta menciptakan kondisi yang aman dan kondusif bagi iklim investasi, mengingat Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN dimana proporsi investasi negara ASEAN di Indonesia mencapai 43%.

Siapkan diri kamu menjadi generasi  hebat di masa depan bersama Sang Juara School!

Layanan yang kami berikan:

  • Pendaftaran universitas
  • Kelas seleksi PTN
  • Kelas Mandiri
  • Kelas Kedokteran

Info lengkap hanya disini https://sangjuaraschool.com/

———————————–⠀
SANG JUARA SCHOOL
———————————–

Konfirmasi pendaftaran dan Info lebih detail
Admin Kursus Bahasa: 0857 3041 4051

Alamat Kantor Pusat : Jl Sutorejo Prima Utara PY 12/6A Mulyorejo Surabaya

https://sangjuaraschool.com/

Follow instagram kami
@sangjuaraschool
@studyabroad.sjs

Sang Juara School / PT. Juara Edukasi Muda.

Referensi

ASEAN. https://balaik3samarinda.kemnaker.go.id/berita/hanif-ajak-asean-wujudkan-kerja-layak-bagi-pekerja/

https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/health-systems-and-policy-for-the-asean-economic-community-shared-visions-and-goals/

ASEAN. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190404/0629920/asean-sepakati-indonesia-ketua-kerja-kesehatan-asean-2020-2021/

Leave a Reply